cantingku: 2008

Cap Batik

Cap Batik dikenal akan kombinasi perpaduan antara motif Canting dengan kayu, yang didasarkan dengan keragaman alam, membentuk keindahan dengan berbagai arti.

Siapakah Cap Batik itu…?

Mohammad Sidik, pria kelahiran asli Betawi, yang berdomisili di daerah penghasil Batik di Karet Tengsin Jakarta Pusat. Menyadari ketertarikan warga asing akan Batik, dan juga ketertarikan mereka akan Canting Batik tersebut. Mohammad Sidik mulai membeli dan mengumpulkan Canting kuno pada tahun 70-an dan merestorasi kembali Canting-canting tersebut. Dengan sepeda ontel hingga sepeda motor, dia menawarkan Canting-canting tsb dari pintu ke pintu ke rumah warga asing yang tinggal di Jakarta.

Mohammad Sidik menawarkan beberapa motif standar diantaranya motif ikan, bunga, pohon palem, naga, gajah, ayam, kupu-kupu serta kapal. Dia juga menawarkan banyak motif yang menarik perhatian para warga asing seperti, becak, penjual jamu, petani, penari bali serta nelayan. Setiap Canting memerlukan waktu pembuatan yang berbeda, tergantung dari kerumitan dan bentuk motif. Desain special bahkan bisa di pesan bila ingin membuatnya dengan memberikan contoh gambar / motif, berikan waktu bagi si pembuat untuk membuatnya, maka akan mendapatkan desain / hasil yang anda inginkan dalam bentuk media yang unik. Jika anda memiliki Canting kuno yang ingin di restorasi, kami dapat melakukannya untuk anda.

Seni membuat Cap Batik

Berkembang di pertengahan abad 19, penggunaan stempel Tembaga untuk membentuk cetakan lilin dengan volume Batik yang kaya akan motif disbanding dengan motode tradisional yang menggunakan Canting tangan. Canting sendiri terbuat dari bahan plat Tembaga, plat tembaga tersebut dipotong menjadi bentuk motif dengan gunting besi yang sederhana. Bentuk dasar dibuat dengan menyatukan bentuk yang fleksibel yang menyerupai desainnya di kertas corak.

Sebuah besi yang pendek disiapkan dengan potongan kecil disalah satu sisinya, membentuk motif berumbai dipinggiran besi tersebut. Potongan kecil disiapkan diatas bentuk dasar hingga membentuk garis diagonal diatas desain yang telah ditentukan. Lalu bagian baru dari Canting ditahan disekitar sisi Canting dan menahan lapisan tembaga yang menyatukan Canting. Sementara plat Alumunium tidak tahan lama seperti tembaga. Pada Canting yang sudah tua, bahan ini seringkali rusak, berbeda dengan yang berbahan tembaga yang mampu bertahan hingga beberapa decade.

Setelah cetakan alumunium selesai, kemudian disatukan dibelakang cetakan yang terbuat dari tembaga. Bagian belakang tersebut dilapisi bagian yang tahan air dan mampu menahan alumunium tersebut. Umumnya cara ini dilakukan dengan cara di patri. Sebuah pegangan dibuat dibagian belakang cetakan, yang kemudian seluruh bagian dari cetakan di rebus dalam air panas dengan menggunakan songka untuk memperkuatnya. Tahap akhir dari pembuatan Canting kemudian di gosok hingga membuat seluruh lapisan termbaga terlihat mengkilap. Namun seiring berkembangnya jaman, banyak dari pembuat Canting menggunakan campuran bahan kimia.

Wassalam,

cantingku@yahoo.com